Jumat, 25 September 2009

Di Iran patung dilarang memperlihatkan lekuk tubuh

0 comments
Pemandangan akan betapa bagusnya sepotong pakaian yang dikenakan pada maneken atau patung peraga di toko pakaian sering kali membuat orang kepincut. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi di Iran karena polisi melarang adanya patung peraga yang memperlihatkan lekukan tubuh di jendela toko. Pihak berwenang Iran, sebagaimana diberitakan Dailymail, Kamis (24/9), telah mengingatkan para penjaga toko, Rabu, bahwa semua patung peraga harus tertutup rapat, setiap lekukan yang mungkin terlihat harus disembunyikan, bahkan bagian kepala pun harus menggunakan penutup kepala. Mereka juga melarang penjualan pakaian dalam perempuan oleh laki-laki. "Dasi dan dasi kupu-kupu di balik jendela toko dan penjualan pakaian dalam perempuan oleh laki-laki dilarang," demikian pernyataan yang dikeluarkan pihak kepolisian. "Penggunaan maneken yang tidak biasa yang memamerkan lekukan tubuh dan kepala tanpa hijabs (jilbab atau kerudung) dilarang di toko-toko," begitu isi edaran polisi moral Iran berkaitan dengan tata cara berpakaian yang pantas sebagaimana dilansir Kantor Berita IRNA. Sejak Presiden Mahmoud Ahmadinejad berkuasa tahun 2005, polisi Iran telah mengambil tindakan tegas terhadap sejumlah butik dan perusahaan kecil yang melanggar atau gagal memenuhi aturan tersebut. Iran secara luas telah mengampanyekan perlawanan terhadap pengaruh budaya barat. Dulu, tindakan tegas dilakukan pada awal musim panas dan mereda setelah itu. Namun, tahun lalu polisi melakukan penertiban hingga musim dingin. Penertiban mencakup pemakaian celana panjang ketat oleh perempuan, bahkan termasuk gaya rambut spiky laki-laki yang dinilai kebarat-baratan. Mereka yang melanggar aturan berpakaian itu biasanya diperingatkan, kadang-kadang seusai sebuah kunjungan singkat ke kantor polisi. Namun, mereka bisa ditahan lebih lama, dibawa ke pengadilan, dan diwajibkan mengikuti "kelas pembelajaran" setelah terjadi pelanggaran yang berulang. Aturan berpakaian itu sering kali dicemooh di kalangan kelas menengah di kota-kota. Namun, bagi masyarakat yang lebih miskin di pedesaan, berpakaian konservatif merupakan norma.


Posting Komentar